Doa masuk Rumah

Doa Masuk Rumah-

بِسْمِ اللَّهِ
"Bismillah"
Dengan nama Allah (aku masuk).
HR. Muslim 3/1598 no. 2018 (103).

Berkata Al-Imam An-Nawawiy, "Disukai bagi seseorang apabila masuk ke rumahnya untuk mengucapkan "Bismillaah" dan memperbanyak berdzikir kepada Allah serta mengucapkan salam.
Sama saja, apakah di rumah ada orang ataupun tidak."

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala, dalam surah An-Nuur ayat 61:
"Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yg berarti memberi salam ) kepada dirimu sendiri, salam yg di tetapkan dr sisi allah yg di beri berkah lagi baik"

Sholat Sunat Syuruq

Assalamua'laikum wr wb.
para pembaca yang budiman alhamdulillah pada kesempatan ini kita masih diberikan kesempatan tuk dapat menghirup udara segar. Untuk itu marilah kita panjatkan puji dan sukur ke hadirat Alloh yang telah banyak dan sangat banyak memberikan ni'at baik yang terasa maupun yang belum terasa.
baiklah pada kesempatan ini saya akan mencoba membahas tentang sholat syuruq yang mana sholat ini tidak lain dan tidak bukan adalah sholat dhuha. hanya saja yang membedakannya adalah waktu, yang mana sholat ini dikerjakannya pada permulaan hari yaitu pada saat matahari mulai naik kira kira ukuran satu tombak. baiklah supaya tidak terlalu panjang lebar marilah kita menuju kepada pokok pembahasan!

Apakah yang di Maksud Sholat Sunnah Syuruq ? Dan apa keutamaan Pahalanya ?


1. Ada tiga hal yang menyebabkan saya untuk membahas tentang masalah ini:

Pertama:  Karena istilah shalat ini tidak populer tidak banyak orang yang mengetahui keutamaannya.

Kedua:  Karena saya ingin kaum muslimin ketika mengerjakannya didasari dengan ilmu pengetahuan, dalil dan hujjah sehingga tidak sekedar ikut-ikutan. Ketiga: Agar kaum muslimin tidak mengerjakan ibadah yang dianggap berpahala padahal justeru mendapatkan dosa karena melakukannya diwaktu yang dilarang. Lebih kurang waktu yang baik adalah Pk 5.55 Am. Menunggu lebih kurang 7 sd 15 menit agar saat melaksanakannya tidak pada saat bersamaan keluarnya syaiton atau di waktu dua tanduk syaiton.



Ketiga: Shalat Syuruq ini tidak banyak dikenal dalam buku-buku Fiqih Klasik juga para Madzhab fiqih. Mereka tidak memasukkan shalat Syuruq ini bagian dari shalat-shalat sunnah. Karena mereka menganggap bahwa shalat ini bukan shalat yang mandiri tetapi mereka memasukkannya ke dalam shalat Dhuha, hanya saja karena dikerjakan selepas terbit Matahari maka disebut dengan shalat Syuruq.


#Dan jika shalat itu dikerjakan setelah itu, maka disebut dengan shalat Dhuha.




Pertanyaan:

1. Apa derajat hadist dari hadist ini, Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah lalu berdzikir kepada Allah ta’ala hingga terbit matahari, kemudian dia shalat dua rakaat,maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah, Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengatakan pahalanya sempurna,sempurna dan sempurna (Hr. At tirmidzi)…


2. Dan Bolehkah ana melakukan shalat di waktu syuruq tetapi setelah shalat subuh berjamaah ana pulang sebentar trus kembali lagi ke masjid sampai matahari terbit? Rumah ana sekitar 10 meter dari masjid…syukron…



Jawaban:


1. Hadits yang Anda tanyakan berbicara tentang sholat yang dilakukan pada waktu syuruq dan derajatnya hasan insya Allah ta’ala, sebagaimana diterangkan oleh Al-Imam Al-Muhaddits Al-Albani rahimahullah dalam Ash-Shahihah, no. 3403 dengan lafaz:

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه

وسلم تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ



“Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah lalu berdzikir kepada Allah ta’ala hingga terbit matahari, kemudian dia shalat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah, Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam mengatakan: Pahalanya sempurna, sempurna, sempurna.” [HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu]

Hadits di atas menunjukkan ganjaran sholat sunnah syuruq yang sangat besar dengan 4 syarat: 1) Sholat shubuh berjama’ah, 2) Dilakukan di masjid, 3) Duduk berdzikir kepada Allah ta’ala di masjid sampai matahari terbit, 4) Sholat dua raka’at.


2. Jika kepulangan Anda karena suatu hajat dan hanya dalam waktu yang singkat maka tidak mengapa insya Allah ta’ala.

Beberapa Faidah:

Faidah Pertama: Jika keluarnya seseorang dari masjid untuk suatu amalan yang lebih besar seperti menuntut ilmu maka itu lebih afdhal [Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 12/115, no. 19008]

Faidah Kedua: Jika seseorang sholat di rumahnya karena udzur syar’i seperti sakit atau khauf (takut), lalu ia melakukan amalan seperti dalam hadits di atas maka ia mendapatkan pahala yang sama insya Allah ta’ala. Hal ini juga berlaku bagi wanita, dan lebih afdhal sholatnya wanita di rumahnya [Lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibni Baz rahimahullah, 11/389]

Juga berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam :

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ ، أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar, maka ditulis untuknya pahala yang biasa ia kerjakan ketika mukim lagi sehat.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Musa radhiyallahu’anhu]



Faidah Ketiga: Waktu syuruq adalah setelah matahari terbit dan meninggi seukuran satu tombak. Dan jika seseorang luput darinya sholat sunnah fajar yang biasa ia kerjakan, hendaklah ia mengqodho’nya terlebih dahulu, baru kemudian sholat syuruq [Lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah, 14/204, no. 869]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم


Namun bila kita ingin menjadikannya shalat secara mandiri maka shalat Syuruq adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah matahari terbit dengan ketinggian minimal satu tombak, yaitu habisnya waktu terlarang mengerjakan shalat.


Dalil Shalat Syuruq

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْجُمَحِىُّ الْبَصْرِىُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا أَبُو ظِلاَلٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ. قَالَ وَسَأَلْتُ مُحَمَّدَ بْنَ إِسْمَاعِيلَ عَنْ أَبِى ظِلاَلٍ فَقَالَ هُوَ مُقَارِبُ الْحَدِيثِ. قَالَ مُحَمَّدٌ وَاسْمُهُ هِلاَلٌ.


Artinya:

(Tirmidzi berkata:) Telah berkata kepadaku Abdullah bin Muawiyah al-Jumahi, telah berkata kepadaku Abdul Aziz bin Muslim, telah berkata kepadaku Abu Zhilal dari Anas bin Malik, beliau berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: “Barangsiapa yang shalat shubuh dengan berjamaah kemudian duduk dan berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian melaksanakan shalat dua rakaat maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah. Anas berkata: Rasulullah bersabda: ” Sempurna, Sempurna, Sempurna”. Abu Isa (Tirmidzi) berkata: Hadits ini adalah hadits hasan Gharib. Dia (Tirmidzi) juga bertanya: “Saya telah menanyakan kepada Muhammad bin Ismail tentang Abu Zhilal. Maka dia menjawab: Dia adalah Muqaribul Hadits, namanya adalah hilal.



Kajian Hadits:


1) Hadits ini dengan redaksi demikian hanya dijumpai dalam Sunan Tirmidzi, tidak ada satupun kitab hadits yang meriwayatkan hadits tersebut dengan redaksi seperti ini.


2) Hadits ini disebut oleh Imam Tirmidzi sebagai hadits Hasan Gharib. Dalam kitabnya, Imam Tirmidzi menyebut “Hasan Gharib” sebanyak 1240 kali. Hadits hasan menurut Imam Tirmidzi adalah: Setiap hadits yang diriwayatkan yang di dalamnya tidak ada sanad yang diduga berdusta, juga bukan termasuk hadits Syadz dan diriwayatkan tidak dari satu arah. Gharib artinya hadits ini jarang yang meriwayatkan. Jumhur ulama’ mengatakan bahwa definisi Tirmidiz seperti itu sama dengan hasan li ghairihi yaitu hadits yang asalnya dhaif kemudian terangkat menjadi hasan karena ada hadits lain yang menguatkannya.


3) Al-Bani juga mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits hasan. Karena didukung dengan hadits yang lain. Ada sekitar 3 hadits yang senada dengan hadits di atas. Yaitu hadits Ibnu Umar, Aisyah, Abu Umamah.


4) Ada kemajhulan dari segi sanad hadits ini, yaitu Abu Zhilal yang menggunakan nama panggilan bukan menggunakan nama asli. Namun hal itu sudah diklarifikasi ternyata dia adalah Hilal. Hadits ini disebut Gharib karena hanya Abu Zhilal yang meriwayatkannya dari Anas bin Malik. Abu Zhilal adalah Hilal bin Abu Hilal al-Qasmali. Ibnu Ma’in berkata: “Ia tidak apa-apa, dia dhaif tetapi tidak apa-apa.” Abu Hatim berkata: “Ia Dhaif haditsnya”. Abu Daud tidak meridhoinya. Ya’qub bin Sufyan: “Ia lembut haditsnya”. Nasai berkata: Ia Dhaif, tidak tsiqoh. Ibnu Hibban berkata: “Ia syaikh yang suka lupa dan perkataannya sama sekali tidak boleh dipakai hujjah.”



Kajian Fiqih


Shalat Syuruq adalah shalat sunnah yang dikerjakan setelah matahari terbit setinggi satu tombak. Shalat ini sebagaimana saya katakan, adalah termasuk shalat dhuha sebagaimana dikatakan juga oleh para ulama’, sehingga kita tidak menjumpai para ulama’ fiqih memasukkan shalat ini dalam shalat sunnah secara mandiri (baca: shalat-shalat sunnah). Namun karena dikerjakan setelah syuruq (terbit) maka disebut dengan shalat syuruq dan jika dikerjakan setelah itu maka disebut sebagai shalat dhuha.

Jumlah Rakaatnya minimal dua rakaat dan maksimal delapan rakaat, ada juga yang berpendapat maksimal 12 rakaat. Tiap rakaat membaa Fatihah dan membaca ayat Al-Qur’an secara bebas, tidak ada bacaan surat khusus dalam shalat ini.

Karena termasuk shalat Dhuha, maka shalat syuruq ini harus dikerjakan setelah syuruq dan tidak boleh dikerjakan sebelum syuruq atau tepat saat syuruq karena shalat pada saat tersebut dilarang. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya dari Uqbah bin Amir ra, beliau berkata:

ثلاث ساعات كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ينهانا أن نصلي فيهن أو أن نقبر فيهن موتانا: حين تطلع الشمس بازغة حتى ترتفع، وحين يقوم قائم الظهيرة حتى تميل الشمس، وحين تضيف الشمس للغروب حتى تغرب.



Artinya:

Ada tiga waktu di mana Rasulullah melarang kami melakukan shalat di dalamnya, menguburkan orang mati yaitu ketika matahari terbit hingga tinggi, ketika orang berdiri tegak dengan bayangannya hingga bergeser dan ketika matahari akan terbenam hingga terbenam. (HR. Muslim, Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ad-Darimi, Baihaqi)



Dan ada beberapa riwayat hadits yang menjelaskan bahwa jarak tunggu matahari terbit sehingga keluar dari waktu yang dilarang adalah setinggi tombak di mata orang yang melihatnya. Sebagian ulama’ mengkonversikanya dengan kira-kira “15 MENIT” dari terbitnya matahari (waktu Syuruq).

Dalil lain yang menguatkan kesunnahan shalat Syuruq adalah:

وعن أبي أمامة ؛ قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” من صلى صلاة الصبح في مسجد جماعة ، يثبت فيه حتى يصلي سبحة الضحى ، كان كأجر حاج أو معتمر ؛ تاماً حجته وعمرته”. أخرجه الطبراني . وفي رواية :” من صلى صلاة الغداة في جماعة ، ثم جلس يذكر الله حتى تطلع الشمس…” أخرجها الطبراني.



Diriwayatkan dari Abu Umamah, beliau berkata: Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang shalat shubuh di Masjid dengan berjamaah, dia menetap di dalamnya hingga shalat sunnah dhuha, maka itu seperti pahala orang haji atau orang Umrah, sempurna haji dan umrahnya. (HR. Thabrani). Dalam riwayat lain dikatakan: “Barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah kemudian duduk, berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit ……. (Lanjutanya sama). (HR. Thabrani).


Hadits dengan redaksi ini juga hanya dijumpai dalam hadits riwayat Thabrani. Al-Mundziri mengatakan dalam kitab Targhibnya bahwa sebagaian perawi hadits ini diperselisihkan ketsiqahannya walaupun hadits ini juga ada beberapa riwayat yang memperkuatnya.

Hukum shalat syuruq sama dengan hukum shalat Dhuha yaitu sunnah. Hanya saja dikerjakan diwaktu yang lebih awal. Walaupun waktu dari shalat dhuha bukan berada diawal waktu tetapi ketika matahari sudah panas dan menyengat tubuh. Sebagaimana diriwayatkan dari Zaid bin Arqam ketika beliau melihat banyak orang melaksanakan shalat di waktu dhuha maka beliau berkata: “Para sahabat telah mengetahui bahwa shalat yang paling utama bukan pada waktu sekarang ini. Karena Rasulullah saw. bersabda:

صلاة الأوابين حين ترمض الفصال



“Shalat Awwabin (Dhuha) adalah ketika sendi-sendi tersengat matahari” (HR. Muslim).

Dan waktu shalat Dhuha berakhir ketika matahari sudah bergeser ke arah barat (Zawal) yaitu masuknya waktu dzuhur.


KESIMPULAN

Shalat Syuruq oleh para Ulama’ dimasukkan dalam kategori Shalat Dhuha. Sehingga niatnya adalah shalat dhuha atau shalat sunnah mutlaq. Rasulullah hanya menyebutnya shalat dua rakaat. Jika masuk dalam kategori shalat Dhuha maka hukumnya adalah sunnah Muakkadah.
Dalil dari shalat syuruq ini adalah hasan, sehingga bias dijadikan dalil apalagi dalam masalah Fadhail A’mal.
Untuk mendapatkan pahala sebagaimana disebutkan dalam hadits yaitu mendapat pahala haji atau umrah maka ada beberapa syarat yaitu Shalat Shubuh Berjamaah, Tidak keluar dari Masjid hingga terbit matahari, melakukan dzikir seperti tilawah, baca ma’tsurat saat menunggu terbitnya matahari.
Sunnah Shalat Syuruq adalah sunnah Qauliyyah, dan tidak ada riwayat bahwa Rasulullah melakukan hal itu secara perbuatan atau merutinkannya. Tetapi walau tidak ada riwayat, bukan berarti Rasulullah tidak pernah melakukannya.
Agak sedikit aneh, jika keutamaan shalat syuruq yang begitu hebat ini ternyata tidak menjadi perhatian yang besar dalam kitab-kitab Fiqih atau hadits dari para Ulama’. Hal itu menunjukkan bahwa shalat ini tidak mandiri tetapi masuk dalam kategori shalat dhuha.
Shalat syuruq ini dikerjakan diwaktu dhuha, tidak boleh dikerjakan sebelum terbit atau saat matahari terbit. Tetapi harus ditunggu + 15 Menit setelah Thulu’ atau syuruq Matahari.

Demikian penjelasan singkat tentang shalat syuruq, semoga bisa menjadi dalil bagi anda untuk melaksanakannya. Wallahu a'lam.

Tata Cara dan Doa Sholat Jenazah

Tata Cara dan Doa Sholat Jenazah

Urutan tata cara dan doa sholat jenazah. Kenapa kali ini gue nulis artikel mengenai sholat jenazah [mayit], karena minggu kemaren waktu sholat Jum’at, kebetulan ada yang meninggal dan di sholatkan setelah Sholat Jum’at.

Jujur, selama ini gue gak tau urutan tata cara dan doa sholat jenazah, makanya gue coba cari tau di internet dan gak ada salahnya gue tulis disini, mungkin aja sebagian dari kamu ada yang belum tau juga.

Shalat Jenazah berbeda dengan shalat biasa, shalat ini gak memakai ruku’, sujud, i’tidal dan tahiyyat, hanya dengan 4 takbir dan 2 salam, yang kesemuanya dilakukan dalam keadaan berdiri.. Sholat Jenazah/Mayyit sering dilaksanakan di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.

Hukum sholat jenazah adalah ‘Fardhu Kifayah’ artinya kalo gak ada yang menyalati semua berdosa.

Berikut Rukun Shalat Jenazah yang terdiri dari 8 rukun.

1. Niat

Shalat jenazah sebagaimana shalat dan ibadah lainnya tidak dianggap sah kalo gak diniatkan. Dan niatnya adalah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah : 5).

Rasulullah SAW pun telah bersabda dalam haditsnya yang masyhur :

Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya. (HR. Muttafaq Alaihi).

Niat itu adanya di dalam hati dan intinya adalah tekad serta menyengaja di dalam hati bahwa kita akan melakukan shalat tertentu saat ini.

2. Berdiri Bila Mampu

Shalat jenazah gak sah bila dilakukan sambil duduk atau di atas kendaraan [hewan tunggangan], selama seseorang mampu untuk berdiri dan gak ada uzurnya.

3. Takbir 4 kali

Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.

Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali. (HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)

Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya menyatakan diri masuk Islam.

4. Membaca Surat Al-Fatihah

5. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW

6. Doa Untuk Jenazah

Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :

Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya. (HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).

Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :

Allahummaghfir lahu warhamhu, waaafihi wafu anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi madkhalahu, waghsilhu bil-mai watstsalji wal-baradi.

Ada juga artikel lain yg menuliskan:

Allahummaghfir lahu warhamhu, waaafihi wafu anhu.

7. Doa Setelah Takbir Keempat

Misalnya doa yang berbunyi :

Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa badahu waghfirlana wa lahu

8. Salam

*************

Berikut urutan tata cara dan doa sholat jenazah:

1. Lafazh Niat Shalat Jenazah:

“Ushalli ‘alaa haadzal mayyiti fardlal kifaayatin makmuuman/imaaman lillaahi ta’aalaa”

Artinya: “Aku niat shalat atas jenazah ini , fardhu kifayah sebagai makmum/imam lillaahi ta’aalaa”

2. Setelah Takbir pertama membaca
** Surat ‘Al Fatihah’.

3. Setelah Takbir kedua membaca
** Shalawat kepada Nabi SAW : Allahumma Shalli Alaa Muhamad?

4. Setelah Takbir ketiga membaca
** do’a sbb: “Allahummagh firlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu anhu”

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat, sejahtera dan maafkanlah dia”

5. Setelah takbir keempat membaca
** do’a sbb: “Allahumma la tahrim naa ajrahu walaa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu”

Artinya: “Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya”

6. Setelah itu, ’salam’ kekanan dan kekiri.

Catatan: Jika jenazah wanita, lafazh ‘hu’ diganti ‘ha’.

Itulah urutan tata cara dan doa sholat jenazah yang gue dapet infonya dari blog tetangga, sekarang gue udah ngerti gimana cara dan doa sholat jenazah/mayit. Dan mudah-2′an bisa bermanfaat juga buat kamu-2

Niat Memandikan Jenazah

نَوَيْتُ الْغُسْلَ اَدَاءً عَنْ هذِهِ الْمَيِّتَ ِللهِ تَعَالَى

NAWAITUL GHUSLA ADAA'AN 'AN HAADZIHIL MAYYITATI LILLAAHI TA'AALA

Artinya :
Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (perempuan) ini karena Allah Ta'ala

Do'a Sebelum Tidur dan Do'a Bangun Tidur

Do'a Sebelum Tidur dan Do'a Bangun Tidur Semoga Terbuka Tiga Ikatan Syaitan.


Sahabat yang dirahmati Allah,

Setelah bekerja seharian, setiap kita pasti perlu kepada tidur. Tidur nyenyak dapat mengembalikan kekuatan seseorang menjadi lebih baik. Namun, sadarkah kita bahwa sebagai Muslim, kita diperintahkan untuk menjadikan tidur sebagai ibadah. Kerana manusia diciptakan untuk beribadah. Bagaimana menjadikan tidur bernilai ibadah? Caranya dengan mengikuti tuntunan adab Islam dalam tidur, di antaranya membaca doa dan zikir semasa hendak tidur dan ketika bangun. Berikut ini di tuliskan do'a dan zikir menjelang tidur dan ketika bangun.



1. Do'a sebelum tidur



بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ



Bismikallaahuma Ahyaa wa Bismika Amuutu



Maksudnya: "Dengan menyebut nama-Mu, Ya Allah, aku hidup dan dengan menyebut Nama-Mu aku mati."

(Hadis Riwayat Muslim)



2. Do'a ketika bangun tidur :



الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ



Alhamdulillaahil Ladzii Ahyaanaa Ba’da Maa Amaatanaa Wailaihin Nusyuur



Maksudnya : "Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan."



Kedua-dua do'a tersebut di ambil daripada hadis sahih riwayat Muslim, dari Bara' katanya :



أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ قَالَ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ



"Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, apabila mulai berbaring di tempat tidurnya membaca: "Allaahumma Bismika Ahyaa waamuutu" (Ya Allah, dengan Nama-Mu, aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati). Dan apabila bangun, beliau membaca: "Alhamdulillaahil Ladzii Ahyaanaa Ba’da Maa Amaatanaa Wailaihin Nusyuur" (Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan)." (Hadis Riwayat Muslim)



Sahabat yang dimuliakan,

Tidur dalam do'a di atas disebut kematian, kerana tidur adalah saudara kandung dari kematian. Seperti firman Allah s.w.t.:



وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ



Maksudnya : "Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan."

(Surah Al-An'am ayat 60)



Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya menyatakan, "Allah Ta'ala mengabarkan bahwa Dia mematikan hamba-hamba-Nya dalam tidur mereka di waktu malam.



Firman Allah s.w.t. :



اللَّهُ يَتَوَفَّى الأنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الأخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى



Maksudnya : "Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan."

(Surah Al Zumar ayat 42)



Sahabat yang dimuliakan,

Dalam do'a-do'a di atas, Nabi s.a.w. mengingatkan adanya hari kebangkitan setelah kematian sebagaimana manusia bangun dari tidurnya. Kerana, hikmah do'a ketika hendak tidur adalah agar penutup amal berupa zikir kepada Allah dan hikmah do'a bangun tidur adalah agar amal pertama kali adalah mengingat tauhid dan ucapan yang baik.



Semasa kita tidur sebenarnya syaitan telah membuat tiga ikatan. Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah r.a katanya;” Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda maksudnya : “Syaitan itu memberikan ikatan pada hujung kepala seseorang di antara engkau semua sebanyak tiga ikatan, jikalau ia tidur. Ia membuat ketentuan pada setiap ikatan itu dengan kata-kata yang berbunyi: “Engkau memperoleh malam panjang, maka tidurlah terus!” Jikalau orang itu bangun lalu berzikir kepada Allah ta’ala maka terurailah sebuah ikatan dari dirinya, selanjutnya jikalau dia terus berwudhu’, lalu terurai pulalah ikatan satunya lagi dan seterusnya, jikalau ia bersolat, maka terurailah ikatan seluruhnya, sehingga berpagi-pagi ia telah menjadi bersemangat serta berhati gembira. Tetapi jikalau tidak sebagaimana yang tersebut di atas, maka ia berpagi-pagi menjadi orang yang berhati buruk serta pemalas.”

(Hadis Riwayat Muttafaqun ‘alaih).



1. Untuk membuka ikatan pertama adalah membaca zikir ( do'a bangun tidur ) iaitu :



الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ



"Alhamdulillaahil Ladzii Ahyaanaa Ba’da Maa Amaatanaa Wailaihin Nusyuur"



Maksudnya : "Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan."



Kemudain diikuti pula dengan do'a dibawah :



Maksudnya: "Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah yang Esa, tiada sekutu bagiNya, bagiNya kekuasaan dan bagiNya pujian dan Dia berkuasa atas setiap sesuatu . Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah dan tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan upaya melainkan degan keizinan Allah. Ya Allah ampunilah daku."



2. Untuk membuka ikatan kedua apabila kita mengambil wudhu' untuk solat.



3. Untuk membuka ikatan ketiga dengan kita mengerjakan solat.



Jika kita bangun daripada tidur sebelum masuk subuh kerjakanlah solat tahajjud dua rekaat dirumah dan bersiap-siaplah ke masjid atau surau untuk solat subuh berjemaah. Kerana pahala solat subuh berjemaah lebih baik 27 kali lebih baik daripada solat dirumah. Pahala solat subuh berjemaah juga seolah-olah kita beribadah sepanjang malam.



Seandainya ketiga-tiga ikatan syaitan ini dapat dibuka dan hilang maka kita akan menjadi bersemangat, ceria dan bergembira. Oleh itu perlulah kita amalkan do'a-do'a semasa hendak tidur dan ketika bangun tidur seperti yang diajarkan oleh Nabi s.a.w kepada kita semua.

Ada baiknya jikalau anda Shalat Istikharah dulu, atau mungkin setelah bangun ingin melaksanakan Shalat hajat atau  Tahajud.

Tata Cara Sholat Hajat Agar Keinginan Terkabul

Tata Cara Sholat Hajat Agar Keinginan Terkabul

Shalat Hajat adalah shalat sunah yang dilakukan karena ada suatu hajat / keperluan, baik keperluan duniawi atau keperluan ukhrawi. Agar hajat dikabulkan Allah, banyak cara yang dilakukan diantaranya adalah berdoa dan shalat. Shalat Hajat merupakan cara yang lebih spesifik untuk memohon kepada Allah agar dikabulkan segala hajat, karena arti shalat secara bahasa adalah doa. Firman Allah:"Dan mintalah pertolonganlah (kepada Allah) dengan sabar dan shalat" ( Al Baqarah : 45 ).

Cara Melaksanakan Shalat Hajat :
Shalat hajat tidak mempunyai waktu tertentu, asal pada waktu yang tidak dilarang, misalnya setelah shalat Ashar atau setelah shalat Shubuh.Shalat hajat dilaksanakan dengan Munfarid (tidak berjamaah) minimal dua rokaat dan maksimal dua belas rakaat. Jika dilaksanakan pada malam hari maka setiap dua rakaat sekali salam dan jika dilaksanakan pada siang hari maka boleh empat rakaat dengan sekali salam dan seterusnya. Sabda Nabi saw: "Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat (Shalat Hajat) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat" ( HR.Ahmad ).
• > Niat shalat Hajat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram
• > “Ushalli Sunnatan Hajati raka’atin mustaqbilal kiblati ada’an lillahi ta’ala” (Saya berniat melakukan shalat Sunaah Hajat dua rakaat dengan menghadap kiblat semata-mata karena Allah SWT)
• > Membaca doa Iftitah
• > Membaca surat al Fatihah
• > Membaca salah satu surat didalam al quran.Afadhalnya, rokaat pertama membaca surat al Ikhlas dan rakaat kedua membaca ayat kursi (surat al Baqarah:255).
• > Ruku' sambil membaca Tasbih tiga kali
• > I'tidal sambil membaca bacaannya
• > Sujud yang pertama sambil membaca Tasbih tiga kali
• > Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya.
• > Sujud yang kedua sambil membaca Tasbih tiga kali.
> Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.Jika dilaksakan empat rakaat dengan satu salam maka setelah dua rakaat langsung berdiri tanpa memakai Tasyahhud awal, kemudian lanjutkan rokaat ke tiga dan ke empat, lalu Tasyhhud akhir setelah selesai membaca salam dua kali.
> Setelah selesai shalat Hajat bacalah zikir yang mudah dan berdoa sampaikan hajat yang kita inginkan kemudian mohon petunjuk kepada Allah agar tecapai segala hajatnya.

Bacalah Doa sholat hajat :
LAA ILAAHA ILLALLAAHUL HALIIMUL KARIIMU,SUBHAANALLAAHI RABBIL 'AR- SYIL 'AZHIIM, ALHAMDULILLAAHI RABBIL
'AALAMIIN, AS-ALUKA MUUJIBAATIRAHMATIKA, WA'AZAAIMA
MAGHFIRATIKA, WAL'ISHMATA MINKULLA DZANBIN, WAL-GHANIIMATA MIN KULLI ITSMIN, LAATADA'LII DZANBAN ILLAA
GHAFARTAHUU, WALAA HAMMAN ILLAAFARRAJTAHUU, WALAA HAAJATAN HIYA LAKA RIDHAN ILLAQADHAITAHAA,
YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.

ARTINYA:
Tidak ada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia, Maha suci Allah Tuhan Pemelihara Arsy yang Agung,
segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. KepadaMu aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmatMu dan sesuatu yang
mendatangkan keampunanMu, serta terpeliharanya dosa-dosa, memperoleh kebaikan pada tiap-tiap dosa, janganlah
Engkau tinggalkan dosa pada diriku, melainkan Engkau ampuni, dan kesusahan, melainkan Engkau beri jalan keluarnya, dan
tidak pula suatu hajat yang mendapat kerelaanMu, melainkan Engkau kabulkan, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.

Semoga Bermanfaat

 Baca Juga Petunjuk Shalat Istikharah